Foto: Muhamad Abdurrosyid/detik.com |
BATAMHARIINI.COM - Jika Anda berpikir hanya manusia saja yang mengenyam pendidikan, itu
salah. Hewan pun juga memiliki sekolah. Di Samboja Lestari, Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur contohnya. Di sini ada sekolah khusus
untuk orangutan Borneo yang didirikan oleh Yayasan Borneo Orangutan
Survival sejak 2001.
Namun, perlu diketahui, di sini orangutan tidak diajarkan untuk bisa baca tulis hitung. Akan tetapi, mereka diberi pelajaran bagaimana bisa survive di habitat asilnya kelak. Mereka diajari cara memanjat, mencari makanan, hingga cara membuat sarang di atas pohon.
Namun, perlu diketahui, di sini orangutan tidak diajarkan untuk bisa baca tulis hitung. Akan tetapi, mereka diberi pelajaran bagaimana bisa survive di habitat asilnya kelak. Mereka diajari cara memanjat, mencari makanan, hingga cara membuat sarang di atas pohon.
"Ada level satu, itu kalau di kita setara SD. Level dua itu SMP, level
tiga itu SMA yang sebentar lagi mau lulus," tutur Liza, seorang teknisi
Borneo Orangutan Survival, di Sekolah Level 1, Samboja Lestari, Kutai
Kartanegara (28/04/2016).
Ketika detikcom menyusuri hutan tempat sekolah orangutan level 1 itu terlihat berkumpul sekelompok orangutan sebanyak 10 ekor. Ada yang bergelantungan di ranting-ranting pohon. Ada yang sibuk mengunyah kacang tanah sambil sesekali bersenda gurau dengan kawannya. Ada pula yang hanya malas-malasan di gendong oleh pengasuhnya, di sini disebut teknisi.
"Hutan ini luasnya 1.800 ha, tapi yang digunakan untuk konservasi hanya 20%, sisanya masih reforestasi." ujar Agus Irwanto, Project Manager yang sekaligus merangkap sebagai tim medis BOS.
Orangutan di Samboja Lestari berjumlah 206 ekor. Usianya bervariasi, dari yang masih balita sampai yang paling tua berusia 30 tahun. Jika sudah dinyatakan lulus, orang utan ini akan dilepasliarkan di hutan Waho, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Sekitar 20 jam perjalanan darat dari Samboja Lestari.
"Kami sejak 2012 sudah rilis 41 . Yang tidak bisa dirilis asa 44. 42 di
antaranya sakit, eks TBC kemarin, dan dua lagi cacat, jelas Agus di
sela-sela tour orangutan di Samboja Lestari.
Dari 41 yang sudah dilepasliarkan sejak tahun 2012 itu ada 2 orangutan yang tak sanggup bertahan hidup di habitat aslinya. Setelah 2 bulan pelepasan mereka ditemukan terkapar di tengah hutan tempat mereka dilepasliarkan. Sementara 2 ekor lagi yang juga tak mampu bersaing dengan kerasnya kehidupan hutan berhasil dibawa kembali ke Samboja. Pasalnya mereka dianggap terlalu lama berkecimpung dan biasa dibantu oleh manusia, sehingga menjadi manja dan tak dapat bertahan hidup meski di habitat aslinya.
Dari 41 yang sudah dilepasliarkan sejak tahun 2012 itu ada 2 orangutan yang tak sanggup bertahan hidup di habitat aslinya. Setelah 2 bulan pelepasan mereka ditemukan terkapar di tengah hutan tempat mereka dilepasliarkan. Sementara 2 ekor lagi yang juga tak mampu bersaing dengan kerasnya kehidupan hutan berhasil dibawa kembali ke Samboja. Pasalnya mereka dianggap terlalu lama berkecimpung dan biasa dibantu oleh manusia, sehingga menjadi manja dan tak dapat bertahan hidup meski di habitat aslinya.
Orangutan di Samboja Lestari kebanyakan memang hasil sitaan dari pemilik individu, atau dengan kesadaran warga sekitar untuk menyerahkan orangutan ke pihak yayasan.
Sumber : DETIK.COM