BATAMHARIINI.COM - MANILA - 18 Tentara Filipina tewas dalam aksi baku tembak dengan kelompok Abu
Sayyaf. Mereka diketahui berasal dari pasukan khusus militer.
Tidak hanya ada korban tewas, 50 orang pasukan khusus ini mengalami luka-luka. Pasukan khusus militer Filipina ini tergabung di batalion infanteri ke-44, pasukan infanteri 14, dan terutama batalion pasukan khusus ke-4.
Berdasarkan informasi berbagai sumber, Minggu (10/4/2016), batalion pasukan khusus ke-4 diketahui lebih sering melakukan operasi kontra-terorisme di dalam negeri khususnya di wilayah-wilayah gerilyawan di Filipina Selatan. Batalion pasukan khusus ke-4 merupakan bagian dari resimen pasukan khusus airborne yang didirikan pada tahun 1960.
Beberapa tugas yang pernah diemban pasukan ini adalah operasi antigerilya melayan Moro Islamic Liberation Front (MILF) dan Moro National Liberation Front (MNLF) serta operasi keamanan kelompok Abu Sayyaf, Jamaah Islamiyah, dan Al-qaeda di Mindanao.
Sementara itu, batalion infanteri ke 44 merupakan bagian dari divisi infantri Filipina. Khusus untuk pasukan ke-44 ini berada di wilayah Zamboanga City yang berdekatan dengan Provinsi Basilan yang disebut sebagai salah satu benteng pertahanan dari kelompok Abu Sayyaf.
Pemerintah Filipina mengakui pihaknya menugaskan pasukan ini untuk melakukan pencarian dan pembebasan sandera yang dtahan kelompok Abu Sayyaf. "Pasukan Joint Task Grup Basilan melakukan operasi militer di Provinsi Basilan dan melakukan kontak dengan 120 orang pasukan Abu Sayyaf di bawah pimpinan Hapilon dan Furuji Indama," ujar juru bicara militer Mayor Filemon Tan.
Di tempat terpisah, Kolonel Benedict Manquiquis menyebutkan kontak senjata terjadi saat pasukan sedang dalam perjalanan ke lokasi kelompok Abu Sayyaf. Saat berada di tengah jalan, pasukan pemerintah disergap. Kelompok Abu Sayyaf disebut berada dalam posisi yang menguntungkan karena berada di wilayah tinggi.
"Musuh berada dalam posisi yang lebih tinggi. Jadi di mana pun tentara kami mencari perlindungan, mereka masih bisa terkena senjata berat dan peledak dari kelompok Abu Sayyaf," terangnya.
Menteri Pertahanan Voltaire Gazmin dan Kepala Militer Filipina Jenderal Hernando Iriberri bahkan langsung terbang menuju markas komando di Zamboanga City untuk melakukan peninjauan usai baku tembak.
"Operasi Militer akan terus berlanjut dan mereka harus bertanggung jawab atas kejahatan mereka," ujar Iriberri.
Iriberri yang berada di Zamboaga juga menyempatkan diri untuk menjenguk pasukan elite yang luka dan dirawat di rumah sakit usai baku tembak dengan kelompok Abu Sayyaf. Dirinya juga memberikan medali penghargaan kepada 53 tentara yang dirawat.
Tidak hanya ada korban tewas, 50 orang pasukan khusus ini mengalami luka-luka. Pasukan khusus militer Filipina ini tergabung di batalion infanteri ke-44, pasukan infanteri 14, dan terutama batalion pasukan khusus ke-4.
Berdasarkan informasi berbagai sumber, Minggu (10/4/2016), batalion pasukan khusus ke-4 diketahui lebih sering melakukan operasi kontra-terorisme di dalam negeri khususnya di wilayah-wilayah gerilyawan di Filipina Selatan. Batalion pasukan khusus ke-4 merupakan bagian dari resimen pasukan khusus airborne yang didirikan pada tahun 1960.
Beberapa tugas yang pernah diemban pasukan ini adalah operasi antigerilya melayan Moro Islamic Liberation Front (MILF) dan Moro National Liberation Front (MNLF) serta operasi keamanan kelompok Abu Sayyaf, Jamaah Islamiyah, dan Al-qaeda di Mindanao.
Sementara itu, batalion infanteri ke 44 merupakan bagian dari divisi infantri Filipina. Khusus untuk pasukan ke-44 ini berada di wilayah Zamboanga City yang berdekatan dengan Provinsi Basilan yang disebut sebagai salah satu benteng pertahanan dari kelompok Abu Sayyaf.
Pemerintah Filipina mengakui pihaknya menugaskan pasukan ini untuk melakukan pencarian dan pembebasan sandera yang dtahan kelompok Abu Sayyaf. "Pasukan Joint Task Grup Basilan melakukan operasi militer di Provinsi Basilan dan melakukan kontak dengan 120 orang pasukan Abu Sayyaf di bawah pimpinan Hapilon dan Furuji Indama," ujar juru bicara militer Mayor Filemon Tan.
Di tempat terpisah, Kolonel Benedict Manquiquis menyebutkan kontak senjata terjadi saat pasukan sedang dalam perjalanan ke lokasi kelompok Abu Sayyaf. Saat berada di tengah jalan, pasukan pemerintah disergap. Kelompok Abu Sayyaf disebut berada dalam posisi yang menguntungkan karena berada di wilayah tinggi.
"Musuh berada dalam posisi yang lebih tinggi. Jadi di mana pun tentara kami mencari perlindungan, mereka masih bisa terkena senjata berat dan peledak dari kelompok Abu Sayyaf," terangnya.
Menteri Pertahanan Voltaire Gazmin dan Kepala Militer Filipina Jenderal Hernando Iriberri bahkan langsung terbang menuju markas komando di Zamboanga City untuk melakukan peninjauan usai baku tembak.
"Operasi Militer akan terus berlanjut dan mereka harus bertanggung jawab atas kejahatan mereka," ujar Iriberri.
Iriberri yang berada di Zamboaga juga menyempatkan diri untuk menjenguk pasukan elite yang luka dan dirawat di rumah sakit usai baku tembak dengan kelompok Abu Sayyaf. Dirinya juga memberikan medali penghargaan kepada 53 tentara yang dirawat.
Sumber : DETIK