BATAMHARIINI.COM - Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Anton Charliyan
menegaskan akan memburu penyebar informasi bohong terkait dengan aksi
terorisme di Jalan M.H. Thamrin.
Menurut Anton, informasi bohong itu banyak beredar di media sosial dan di media online.“Saat ini mulai ada yang mengatakan ledakan (di Thamrin) adalah
rekayasa TNI dan Polri,” kata Anton di gedung Divisi Humas Mabes Polri,
Sabtu, 16 Januari 2016.
Anton menambahkan, berita semacam ini berbahaya jika dibiarkan dan
kemudian dikonsumsi anak-anak dan masyarakat yang kurang berpendidikan. Saat ini, menurut dia, tim dari Cyber Crime Mabes Polri sudah mulai turun tangan mencari penyebar informasi semacam itu. Namun terkadang yang menjadi kendala adalah pemilik akun biasanya memiliki lebih dari satu alamat e-mail. “E-mail address itu biasanya palsu. Namun akan kami cari operator aslinya,” ujar Anton.
Semenjak terjadi serangan teror, Anton menambahkan, penyebaran jenis informasi seperti ini mengalami peningkatan. Isinya beragam, dari yang menyatakan aksi itu rekayasa hingga menyatakan aksi itu adalah pengalihan isu. “Padahal tak mungkin rekayasa, ada korban begitu banyak,” tutur Anton.
Menurut Anton, jika terbukti menyebarkan informasi yang tak benar atau hoax, akan dilakukan penangkapan. Namun, jika konteksnya adalah hate speech, akan dilakukan pemanggilan terhadap orang itu.
“Karena ini menebar kebohongan. Sengaja ingin melawan negara,” ucap Anton.
Jantung Kota Jakarta diserang serangkaian aksi teror pada Kamis, 14 Januari 2016. Setidaknya terjadi tiga ledakan dan tembak-menembak yang mengakibatkan tujuh orang tewas di Jalan M.H.Thamrin, lima di antaranya pelaku pengeboman dan penembakan.
Organisasi radikal ISIS telah mengklaim berada di balik serangan itu.
sumber: tempo.